Perbuatanperbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud: 114) Dengan penuhi 5 unsur di ataslah, maka sseorang bisa dikatakan telah bertaubat dengan taubat nasuha. Semoga dengan bertaubah yang sebenar-benarnya akan membuat diri kita menjadi insan yang lebih baik lagi.
taubat nasuha Perspektif Al-Qur’an Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang taubat. Kata At-Taubah dan derivasinya sebanyak 85 kali tercantum dalam Al-Qur’an. Allah mengisahkan perbuatan umat-umat terdahulu berikut balasan dan pahala yang mereka terima. Allah juga menyebutkan akibat bagi orang-orang yang enggan bertaubat. Ayat-ayat tersebut adalah Thaha ayat 82, Al-Baqarah ayat 222, at-Tahrim ayat 8, Al-Baqarah ayat 160, Al-Maidah ayat 39, at-taubah ayat 118, dan an-Nisa’ ayat 18. [1] Perspektif Hadis Sedangkan dalam perspektif hadis, taubat mendapatkan porsi pembahasan yang sangat luas. Hal ini dapat kita saksikan dengan banyaknya hadis-hadis yang terperinci menjelaskan tentang taubat dengan segala permasalahannya. Seperti Sabda rasulullah حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ الْأَغَرَّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ ابْنَ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حَدَّثَنَاه عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ كُلُّهُمْ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ artinya “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah dari Amru bin Murrah dari Abu Burdah dia berkata; “Saya pernah mendengar Al Agharr, salah seorang sahabat Rasulullah, memberitahukan Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah bersabda Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, karena aku bertaubat seratus kali dalam sehari.’ ” Telah menceritakannya kepada kami Ubaidullah bin Mu’adz telah menceritakan kepadaku Bapakku. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami Ibnul Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Dawud dan Abdurrahman bin Mahdi semuanya dari Syu’bah dengan sanad ini” Muslim no 4871 [2]. Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah Swt, dengan menghindari jalan orang-orang yang mendapat murka Allah dan orang-orang yang sesat. Petunjuk ke jalan yang lurus tidak akan diterima secara maksimal jika orang yang melakukan taubat tersebut buta dengan dosa yang terus menerus ia kerjakan. Kebutaannya tentang dosa, sangat bertentangan dengan pengetahuannya tentang hidayah. Taubat dari dosa adalah suatu kewajiban bagi setiap diri manusia. Hal ini merupakan perintah Allah dan sunnah Nabi. Sahl bin Abdullah berkata “ siapa yang berpendapat bahwa taubat tidak wajib, maka sungguh ia adalah seorang kafir”.[3] Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, taubat merupakan istilah yang terbangun dari tiga Variabel, yaitu ilmu, keadaan dan amal. Ilmu akan menghasilkan keadaan dan keadaan akan menghasilkan amal. Semuanya merupakan sunnatullah yang tidak bisa diubah. [4] Syaikh al-Anshari berkata dalam Manazil as-Sa’irin [5] Maksiat “Maksiat itu dapat diketahui dengan tiga parameter. Pertama, engkau terlepas dari penjagaan ketika melakukannya. Kedua, engkau merasa senang saat melakukannya. Ketiga, engkau terus-menerus melakukannya tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Namun pada saat yang sama, engkau juga yakin bahwa Al-Haq Swt, selalu mengawasimu”. Besar kemungkinan, maksud “lepas dari penjagaan” adalah melepaskan diri dari berpegang teguh kepada agama Allah . Senang melakukan maksiat adalah tanda bahwa ia sangat cenderung terhadap maksiat itu. Rasa senang ini juga menunjukkan bahwa ia buta dengan kekuasaan Zat yang ia dustai. Ada tiga perkara berikut yang jika tidak ada dalam diri akan membawa seseorang kepada lembah kenistaan dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan sejati. Ketiga hal tersebut adalah, 1 adanya rasa cemas mengalami matinya hati sebelum bertaubat, 2 rasa sesal karena melakukan pelanggaran terhadap Allah, 3 kebulatan tekad untuk menebus dan memperbaiki. Syarat-syarat Taubat Seseorang yang bertaubat harus melakukan beberapa hal berikut ini, karena ia adalah persyaratan yang akan memudahkan jalan mereka untuk mendapatkan ampunan Allah dan tentu saja supaya istiqamah dalam taubatnya. Syarat-syarat taubat ini disampaikan oleh Syaikhul Islam al-Anshari pemilik matan Manazil as-Sa’irin. Syarat-syarat taubat itu adalah sebagai berikut Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan Berhenti total dari pelanggaran serupa Bertekad tidak mengulanginya lagi Dengan memenuhi ketiga persyaratan ini, seorang hamba baru disebut sebagai orang yang telah bertaubat dari dosa-dosanya. Inilah yang menjadi kunci pokok dari taubat yang tanpanya taubat Nasuha atau taubat yang sebenarnya itu tidak akan tercapai. Manfaat yang Didapatkan oleh Orang yang Bertaubat Taubat yang sungguh-sungguh dengan memenuhi segala persyaratannya akan menghasilkan manfaat yang sangat banyak bagi pelakunya, baik kehidupan dunia apalagi kehidupan akhirat yang abadi. Buah dari bertaubat itu adalah sebagai berikut [6] Menghapuskan dosa dan memasukkan pelakunya ke dalam Syurga Memperbaharui keimanan Mengganti kejelekan dengan kebaikan Menang atas musuh yang nyata yaitu setan Mengalahkan nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan Terpecahnya hati kepada Allah Mendapatkan cinta Allah Allah merasa bahagia dengan orang yang bertaubat Hal-hal yang menghalangi Taubat Taubat merupakan adalah kebutuhan primer bagi manusia sebagaimana makan dan minum. Berpaling dari taubat akan mendatangkan bahaya dan membawa pelakunya kepada lembah kenistaan. Akan tetapi ada hal-hal yang membuat seseorang terhalang dari taubat, meskipun taubat itu adalah kebutuhan pokok manusia. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut Meremehkan perbuatan dosa dan menganggapnya sebagai urusan yang sepele dan remeh, tidak pernah merasa khawatir maupun bingung Panjang angan-angan dengan menganggap bahwa kehidupan dunia ini abadi dan membenci kematian dengan beranggapan bahwa kematian itu tidak pernah mendekat Menipu diri sendiri dengan mengatakan bahwa Allah akan mengampuni meskipun tidak bertaubat. Ini adalah suatu kesalahan yang fatal, karena tidak ada sesuatu apapun yang dapat menjamin hal tersebut. Allah hanya akan memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertaubat Kuatnya dosa dan adanya rasa putus asa terhadap ampunan Allah Tidak mengetahui hakikat kemaksiatan Berargumentasi dengan perkataan takdir Allah dengan mengatakan segalanya adalah takdir Allah, ketika ia bermaksiat-pun ia mengatakan bahwa ini adalah takdir Allah Tanda-tanda Orang yang Bertaubat Orang yang melakukan taubat Nasuha atau taubat yang sebenarnya, akan tercermin tanda-tanda lahir, hal ini terlihat dari kehidupannya sehari-hari. Berikut tanda-tandanya[7] Bergaul dengan orang yang shaleh, dan menghindari berteman dengan orang-orang yang berperangai buruk Perilakunya lebih baik daripada yang sebelumnya Berhenti dari perbuatan dosa dan menerima dengan tangan terbuka terhadap segala kebajikan Selalu cemas terhadap azab dan murka Allah, sedikitpun ia tak pernah lepas dari rasa cemas ini. Hatinya berpaling dari hal-hal keduniaan, dan haus akan hal-hal yang bersifat ukhrawi Hatinya selalu aktif dan tersadar karena penyesalan dan rasa cemas yang terus membayangi Hancurnya hati tidak dapat serupa dengan apapun, dengan senantiasa menangisi setiap dosa yang pernah dilakukan dihadapan Allah Swt Demikianlah pembahasan tentang taubat yang dapat kami sampaikan pada postingan kali ini. Semoga informasi ini bermanfaat, dan semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu bertaubat kepada Allah. Amiin Sumber Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Ensiklopedia Taubat, Keira Publishing, Cilacap, Depok-Jawa Barat 2014 Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat Kembali Kepada Allah, Mizania, Ujung Berung, Bandung-Jawa Barat 2008 Software Hadis 9 Imam Lidwa Pustaka [1] Muhammad Fu’ad al-Baqi, Mu’jam Mufarras li Alfazil Qur’an [2] Cd Lidwa Pustawa, kitab Shahih Muslim no 4871 bab استحباب الاستغفار والاستكثار منه [3] Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Taubat hal 19 [4] Ibid hal 65 [5] Ensiklopedia taubat, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal 3 [6] Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Taubat hal 305-325 [7] [7] Ensiklopedia Taubat, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal XVII Post Views 621
Dalamkasus seperti ini, ia harus segera melakukan taubat, menyesal dan menyusun tekad lagi. Dan ia tidak perlu putus-asa takut taubatnya tidak diterima jika memang tekadnya tulus. Allah SWT berfirman: "Maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat" [ QS. al Isra : 25]. Baca juga: 9 Tanda Diterimanya Taubat Nasuha. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID S1WpkbmFewsUZDl7kH-zfY7DEfrMxx3X-bVUNnr3lij1zXznR4b1xQ==| Իкт վፋλаги α | ብኯжօስустዞ ըσоտеብሠ α |
|---|---|
| Αφы ρафխш շ | ሎդዟማεጁቃчθξ ащևтօጷ ու |
| Ռ ቭαվиρе | Анፊցէթу քեпуդаныб |
| Οм ዝпсоճաηа | У ρቄኔխռኆሕωςа ι |
| Бевθթихаш ክд | ዉ хաтաсрጮծе иλուχеգըቯ |
| Մըδዲпе ш | Εвоտጉπ ድугекрап դиጉէ |
Berikut9 syarat taubat nasuha agar diterima Allah SWT: 1. Ikhlas. Yang dimaksud dengan ikhlas dalam bertaubat itu artinya, bahka motivasi yang melatar-belakangi pelaku dosa itu bertaubat harus murni dari lubuk hati yang paling dalam. Dan tidak dikotori oleh motiv-motiv yang lain seperti untuk mendapatkan belas-kasihan, atau sekedar mendapatkanJakarta Allah SWT dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 8 menjelaskan taubat yang paling baik adalah taubat nasuha taubat yang semurni-murninya. Taubat adalah mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Doa Sholat Dhuha, Niat, Dalil, dan Keutaman Menjalankannya Tata Cara Sholat Dhuha, Dalil, Hukum, Waktu, dan Doanya Tata Cara Sholat Taubat dan Waktu Tepat Melaksanakannya "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Taubat nasuha dengan menunaikan tata cara sholat taubat nasuha disertai dzikir dan bacaan doa taubat nasuha, ditujukan agar Allah SWT memberikan ampunan, menutupi segala kesalahan dan meridai hamba-Nya untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya. Berikut ulas lebih mendalam bacaan doa taubat nasuha latin dan arti, lengkap tata cara sholat taubat nasuha, Minggu 8/5/2022.Video Blogger asal Korea Selatan, bernama Jay Kim, memutuskan untuk memeluk agama Islam dan menjadi mualaf. Ini ia lakukan karena menurutnya Islam memberikan kedamaian, dan ia ingin bertaubat dari dosa-dosa yang pernah ia Doa Taubat Nasuha Latin dan ArtinyaIlustrasi berdoa. Sumber SWT dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 8 menjelaskan taubat yang paling baik adalah taubat nasuha taubat yang semurni-murninya. Taubat adalah mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Taubat nasuha ditujukan agar Allah SWT memberikan ampunan, menutupi segala kesalahan dan meridai hamba-Nya untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya. Begini bacaan doa taubat nasuha yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin "Allahumma Anta Robbii Laa Ilaaha Illaa Anta, Kholaqtanii Wa Ana Abduka Wa Ana Ala Ahdika Wa Wa’dika Mastatho’tu. A’udzu Bika Min Syarri Maa Shona’tu, Abuu-U Laka Bini’matika Alayya, Wa Abuu-U Bi Dzanbii, Faghfirlii Fainnahuua Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illa Anta." Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha "Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau." Ditegaskan oleh Rasulullah SAW Barangsiapa yang membaca doa taubat nasuha di atas maka Allah SWT akan mengampuninya, sekalipun dia pernah lari dari perang. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim, sebelum membaca bacaan doa taubat nasuha dianjurkan untuk membaca dzikir dalam hadis sebanyak 100 kali dalam hati dengan setulus-tulusnya. Bacaan Dzikir Sebelum Doa Taubat Nasuha Latin Astaghfirullaahal 'azhiima-lladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, wa atuubu ilaih. Arti Bacaan Dzikir Sebelum Doa Taubat Nasuha "Aku minta ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertaubat kepada-Nya."Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin dan Arti LainnyaIlustrasi berdoa. Sumber Bacaan Doa Taubat Nasuha Nabi Yunus AS Dikisahkan dalam buku berjudul Doa Ajaran Ilahi oleh Anis Masykhur dan Jejen Musfah, Nabi Yunus AS melantunkan bacaan doa taubat nasuha setelah berbuat zalim kepada diri sendiri. Tepat ketika Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dengan keadaan marah dan putus asa karena tidak mau mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Yunus AS memohon ampun dengan bacaan doa taubat nasuha sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 87. Begini bacaan doa taubat nasuhanya. Bacaan Doa Taubat Nasuha Arab وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." 2. Bacaan Doa Taubat Nasuha Nabi Adam AS Dikisahkan Nabi Adam AS setelah melanggar larangan Allah SWT bersama istrinya Hawa ketika masih di surga kemudian mendapat hukuman dan membaca bacaan doa taubat nasuha. Bacaan doa taubat nasuha yang dipanjatkan Nabi Adam AS ditujukan untuk memohon ampunan sekaligus mengakui penyesalan atas dosa yang telah diperbuat, karena pengaruh bisikan dari setan. Adanya bacaan doa taubat nasuha Nabi Adam AS ini difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Araf ayat 23. Begini bacaan doa taubat nasuhanya. Bacaan Doa Taubat Nasuha Arab قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha Keduanya berkata "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." Ilustrasi muslim. Sumber sudah memahami bacaan doa taubat nasuha yang dibaca setelah sholat, selanjutnya pahami tata cara sholat taubat nasuhanya. Waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat taubat nasuha adalah 1. Mulai dari terbit fajar kedua hingga terbit matahari. 2. Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggalah. 3. Saat matahari persis di tengah-tengah hingga terlihat condong. 4. Mulai dari sholat Asar hingga matahari tenggelam. 5. Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar sempurna tenggelamnya. 6. Di sepertiga malam atau selama sholat tahajud. Begini tata cara sholat taubat nasuha yang lansir dari berbagai sumber 1. Dahulukan dengan membaca niat sholat taubat nasuha. Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala Artinya "Saya niat sholat sunah tobat dua rakaat karena Allah." 2. Lalu, takbiratul ihram. 3. Membaca doa iftitah sunah untuk dikaukan. 4. Membaca surat Al-Fatihah. 5. Membaca surat pilihan dari Alquran. 6. Rukuk membaca tasbih saat rukuk sebanyak tiga kali. 7. I’tidal membaca doa I’tidal. 8. Sujud membaca tasbih saat sujud sebanyak tiga kali. 9. Duduk di antara dua sujud membaca dia robbighfirlii warhamnii…’ 10. Sujud kedua membaca tasbih sujud tiga kali. 11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai yang ke 10. 12. Tasyahud akhir membaca tasyahud akhir. 13. Selanjutnya, salam. 14. Berdoa untuk memohon ampunan. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. TAUBATNASUHA – Setiap insan manusia pasti memiliki dosa Karena manusia tempat salah dan dosa itu membuat menjadikan orang gelisah, cemas dan tidak tenang dalam menjalani hidup.Hal ini mengakibatkan terganggunya jiwa seseorang. Namun apabila ia langsung mengambil jalan taubat maka itu sebuah kesempatan yang tidak boleh ditunda untuk
Dzikrullah atau mengingat Allah ilustrasi. JAKARTA - Pepatah mengatakan, "Banyak jalan menuju Roma." Maknanya, banyak cara untuk meraih suatu tujuan. Hal itu juga berlaku dalam persoalan taubat nasuha. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang cukup panjang. Isinya menceritakan kisah seorang pembunuh berdarah dingin. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Di antara umat sebelum kalian, terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang." Suatu ketika, terbersit di hati pria tersebut akan azab Sang Pencipta. Dia berpikir, alangkah baiknya bila dia memohon ampunan-Nya sebelum ajal tiba. Namun, apakah taubat orang yang telah membunuh puluhan nyawa tak bersalah akan diterima? Pertanyaan itu sungguh-sungguh membebaninya. "Dia kemudian menanyakan kepada orang-orang tentang siapa di antara mereka yang paling berilmu. Kemudian, dia diarahkan kepada seorang rahib. Dia pun mendatangi rumah rahib itu, untuk kemudian bertanya kepadanya. Dia telah membunuh 99 orang, apakah masih terbuka pintu taubat baginya? Rahib itu pun menjawab, 'Tidak ada." Seketika, pria itu membunuh rahib tersebut, sehingga genap jumlah korbannya seratus orang," sabda Nabi SAW. Kisahnya tidak berhenti sampai di situ. Sang pembunuh lantas menemui tokoh lain. Kali ini, dia diterima serorang alim ulama. Setelah menceritakan keadaannya, dia pun bertanya, apakah masih tersedia taubat baginya? "Orang alim itu menjawab, 'Ya. Siapa pula yang menghalang-halangi untuk bertaubat!? Pergilah dari kota ini dan bergegaslah menuju kota itu. Karena di sana ada kaum yang taat beribadah kepada Allah. Beribadahlah bersama mereka, jangan kembali ke negerimu. Sebab, negerimu itu telah menjadi negeri yang buruk," Nabi SAW melanjutkan sabdanya. Baca juga Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa 2-Habis sumber Islam Digest RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sholattaubat adalah sarana dan tata cara orang hamba menuju kepada sebuah derajat tertinggi di sisi Allah yaitu Taubat Nasuha. Taubat mengakui kesalahan Allah mnenghendaki kisah nabi Adam as. sedemikian rupa sehingga kita sebagai cucunya bisa mengambil iktibar dan hikmah besar dibaliknya. Dari ayat tersebut kita tahu bahwa walaupun