Maka barang siapa yang bertobat kepada Allah dengan tobat nasuha, Allah akan membuat lupa para malaikat yang menjaganya, anggota tubuhnya, serta bumi yang dipijaknya atas dosa dan kesalahan yang telah dia lakukan." Dalam surah at-Tahrim ayat ke-8, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat nasuha

Bagi orang Islam tentu sudah tidak asing mendengar istilah “Taubat Nasuha” istilah tersebut pada umumnya mempunyai maksud taubat yang sebenar-benarnya dalam kata lain bukan taubat sambal, esok taubat malam kumat lagi. Munculnya istilah tauabat Nasuha dalam dogma dan sejarah Islam dilatar belakangi oleh kisah seorang pemuda bernama Nasuha yang hidup pada masa Nabi Muhamad. Sehingga dengan demikian apabila Nasuha ini mengimani Islam sebagai agamanya serta hidup dan menyaksikan Nabi Muhamad maka ia termasuk pada golongan sahabat. Sahabat Nasuha, pada mulanya merupakan seorang yang taraf kejahatannya boleh dibilang menjijihkan, bahkan saking menjijihkannya manakala ia hendak taubat dan mengakui segala kebejatannya di depan Nabi Muhamad ia justru diusir oleh Nabi. Kejahatan Sahabat Nasuha memang kala itu dianggap sebagai kejahatan yang aneh, menjijihkan dan yang jelas diluar nalar manusia nomal, tapi kelak pengusiran Nabi pada Sahabat Nasuha itu kemudian membawa ampunan baginya, sebab setelah peristiwa tersebut Nabi Muhamad didatangi Malaikat Jibril yang mewahyukan tentang ampunan Allah atas kejahatan yang dilakukan Nasuha. Nasuha merupakan pemuda Madinah yang berprofesi sebagai penggali Kubur, secara umum ia pemuda yang baik tidak pernah melakukan kejahatan pencurian, pembunuhan ataupun menyekutukan Allah, akan tetapi ia melakukan kejahatan yang diluar batas-batas manusia normal, sebab ia hobi memperkosa mayat-mayat gadis yang sebelumnya ia kuburkan. Tidak tanggung-tanggung mayat gadis-gadis yang sudah diperkosanya berjumlah 99 orang, manakala ia hendak memperkosa mayat gadis yang ke 100 kalinya, rupanya hidayah Allah menghampirinya, sebab mayat gadis yang hendak ia perkosa itu rupanya berbicara dan memperingatkan Nasuha tentang hukuman Allah bagi orang-orang yang melakukan kejahatan itu. Sontak saja peristiwa itu membuat Nasuha lari tunggang langgang, melalui peristiwa itu, ia menysali segala perbuatannya, ia menangis tak henti-hentinya, hingga ia kemudian meminta ampunan Allah dengan cara menemui Nabi Muhamad, namun selepas ia menemui Nabi dan mengakui segala perbuatan bejatnya ia justru diusir Nabi. Pengusiran yang dilakukan Nabi padanya tidak menghalanginya untuk bertaubat, ia pun melarikan diri ke padang pasir sambil terus-terusan menangis dan bersujud mengharap ampunan Allah. Selepas peristiwa pengusiran itu, Nabi ditegur oleh Allah melalui kedatangan Malaikat Jibril yang mengabarkan ampunan Allah turun bagi Nasuha, maka selepas peristiwa itu Nabi mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa Nasuha telah diampuni taubatnya dan sekaligus mengabarkan bahwa Nasuha merupakan salah satu penghuni surga. Namun baru saja Nasuha dihadapkan kepada Nabi untuk yang kedua kalinya ternyata ia wafat. Kisah mengenai pemuda pemerkosa mayat, yang melatar belakangi munculnya istilah “Taubatan Nasuha” ini dikisahkan dalam beberapa kitab hadist, salah satunya adalah Kitab Riyadhu Shalihin pada bab taubat. Berikut ini adalah petikan terjamah dari hadist dalam kitab Riyadhu Shalihin yang menceritakan taubatnya Nasuha; Suatu hari Umar RA datang menemui Rasulullah dengan menangis. Rasulullah pun brtanya kepdanya, "Apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis, wahai Umar?" Kata Umar, "Sungguh hati saya merasa tersentuh oleh ratapan sorang pemuda yang ada dipintu rumah tuan!" Rasulullah pun memerintahkan Umar untuk membawa pemuda itu". Ketika pemuda itu telah sampai dihadapan Rasulullah, beliaupun bertanya kepadanya, "Wahai Pemuda, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?" Pemuda itu menjawab , "Wahai Rasulullah, yang membuat saya menangis ialah banyaknya dosa yang terlanjur saya lakukan ! Saya takut bila Allah murka kepada saya!" Beliau kembali bertanya, "Apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu ?" "Tidak!" jawab pemuda itu. "Apakah engkau telah membunuh orang dengan tanpa hak?" tanya Rasulullah . "tidak !" jawab pemuda itu. "Allah akan mengampuni semua dosamu, meskipun dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!" jelas Rasulullah sembari menenangkan pemuda itu. Mendengar penjelasan Rasulullah, pemuda itupun berkata, "Wahai Rasulullah, dosa saya lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!" Beliau pun menimpali, “Apakah dosamu lebih besar dari kursi kekuasaan Allah?”. “Dosa saya lebih besar lagi !" ratap pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar dari Arsy?” beliau kembali bertanya. “Dosa saya lebih besar dari itu !” jawab pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar, ataukah Allah?” Tanya Rasulullah. “Allah tentu yang lebih besar dan lebih Agung , tapi saya malu kepadamu, Wahai Rasulullah", jawab pemuda itu. Beliaupun bersabda, "Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu kepada saya!” pinta Rasulullah. Oleh karena beliau yang meminta, maka pemuda itupun tak kuasa untuk menolaknya. Akhirnya iapun menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata “Wahai Rasulullah , sungguh saya adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak 7 tahun yang lalu. Suatu ketika ada seorang gadis putri seorang sahabat golongan Anshar yang meninggal dunia, maka saya pun membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kafannya, karena tergoda bisikan syetan , saya pun menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara, “Tidakkah engkau malu kepada Kitab Allah dan pada hari dia meletakkan kursinya” untuk memberikan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang dihari penghimpunan kelak, dari orang- orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau jadikan aku berdiri dalam keadaan junub diharibaan Allah? ” Mendengar cerita itu Rasulullah pun meloncat karena gusarnya . Dengan suara keras , beliau berkata, “Wahai pemuda Fasiq, keluar dan jauh-jauhlah kamu dari saya, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!” Pemuda itupun keluar dengan menangis sejadi-jadinya . Ia menjauh dari khalayak ramai dan menuju kepadang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatupun, serta tidak bisa tidur sampai tujuh hari lamanya. Tubuhnyapun menjadi lemah dan lunglai, hingga iapun jatuh tersungkur dipermukaan tanah berpasir yang maha luas itu. Seraya meletakkan wajahnya dipasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap. “Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan Bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang kepintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi Kekasih-Mu. Sesungguhnya engkau maha pengasih kepada hamba-hamba-MU. Tak ada lagi harapanku kecuali kepada-Mu . Kalau tidak mungkin, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api itu didunia-Mu ini, sebelum aku engkau bakar diakhirat-Mu nanti!” Sepeninggal pemuda itu, Rasulullah didatangi oleh malaikat jibril , seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepada-Mu!” Beliaupun menjawab salam Allah. Setelah itu malaikat Jibril kembali berkata, “Allah bertanya kepadamu , apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk? ” Beliau menjawab , “Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya!” “Allah juga bertanya kepadamu, Apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” malaikat jibril kembali bertanya. “Tentu saja Allahlah yang telah memberi rezeki kepada mereka , bahkan juga kepadaku!” jawab beliau. “Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali malaikat jibril bertanya. “Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!’ jawab beliau. Mendengar jawaban-jawaban Rasulullah , malaikat jibrilpun berkata , “Allah telah berfirman kepadamu , “ Telah aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka itu datang padamu dengan dosa yang lebih besar seperti gunung? Kamu adalah Utusan-Ku yang aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa. Maafkanlah kesalahan hamba-Ku, karena aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya”. Mendengar teguran Allah , Rasulullahpun mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang pernah diusir Rasulullah itu. Akhirnya mereka menemukannya dan merekapun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya. Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah , dan kebetulan saat mereka sampai beliau sedang mengerjakan Shalat. Maka merekapun segera bermakmum dibelakangnya. Setelah selesai membaca surat Alfatihah beliaupun membaca surat At- takasur baru saja beliau sampai ayat “ Hatta zurtumul maqabir sampai kamu masuk kedalam kubur,” maka pemuda itupun menjerit keras dan jatuh. Ketika orang-orang telah selesai Shalat, merekapun mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya kedalam kelompok hamba Allah yang shaleh.
Perbuatanperbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud: 114) Dengan penuhi 5 unsur di ataslah, maka sseorang bisa dikatakan telah bertaubat dengan taubat nasuha. Semoga dengan bertaubah yang sebenar-benarnya akan membuat diri kita menjadi insan yang lebih baik lagi.

taubat nasuha Perspektif Al-Qur’an Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang taubat. Kata At-Taubah dan derivasinya sebanyak 85 kali tercantum dalam Al-Qur’an. Allah mengisahkan perbuatan umat-umat terdahulu berikut balasan dan pahala yang mereka terima. Allah juga menyebutkan akibat bagi orang-orang yang enggan bertaubat. Ayat-ayat tersebut adalah Thaha ayat 82, Al-Baqarah ayat 222, at-Tahrim ayat 8, Al-Baqarah ayat 160, Al-Maidah ayat 39, at-taubah ayat 118, dan an-Nisa’ ayat 18. [1] Perspektif Hadis Sedangkan dalam perspektif hadis, taubat mendapatkan porsi pembahasan yang sangat luas. Hal ini dapat kita saksikan dengan banyaknya hadis-hadis yang terperinci menjelaskan tentang taubat dengan segala permasalahannya. Seperti Sabda rasulullah حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ الْأَغَرَّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ ابْنَ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حَدَّثَنَاه عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ كُلُّهُمْ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ artinya “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah dari Amru bin Murrah dari Abu Burdah dia berkata; “Saya pernah mendengar Al Agharr, salah seorang sahabat Rasulullah, memberitahukan Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah bersabda Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, karena aku bertaubat seratus kali dalam sehari.’ ” Telah menceritakannya kepada kami Ubaidullah bin Mu’adz telah menceritakan kepadaku Bapakku. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami Ibnul Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Dawud dan Abdurrahman bin Mahdi semuanya dari Syu’bah dengan sanad ini” Muslim no 4871 [2]. Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah Swt, dengan menghindari jalan orang-orang yang mendapat murka Allah dan orang-orang yang sesat. Petunjuk ke jalan yang lurus tidak akan diterima secara maksimal jika orang yang melakukan taubat tersebut buta dengan dosa yang terus menerus ia kerjakan. Kebutaannya tentang dosa, sangat bertentangan dengan pengetahuannya tentang hidayah. Taubat dari dosa adalah suatu kewajiban bagi setiap diri manusia. Hal ini merupakan perintah Allah dan sunnah Nabi. Sahl bin Abdullah berkata “ siapa yang berpendapat bahwa taubat tidak wajib, maka sungguh ia adalah seorang kafir”.[3] Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, taubat merupakan istilah yang terbangun dari tiga Variabel, yaitu ilmu, keadaan dan amal. Ilmu akan menghasilkan keadaan dan keadaan akan menghasilkan amal. Semuanya merupakan sunnatullah yang tidak bisa diubah. [4] Syaikh al-Anshari berkata dalam Manazil as-Sa’irin [5] Maksiat “Maksiat itu dapat diketahui dengan tiga parameter. Pertama, engkau terlepas dari penjagaan ketika melakukannya. Kedua, engkau merasa senang saat melakukannya. Ketiga, engkau terus-menerus melakukannya tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Namun pada saat yang sama, engkau juga yakin bahwa Al-Haq Swt, selalu mengawasimu”. Besar kemungkinan, maksud “lepas dari penjagaan” adalah melepaskan diri dari berpegang teguh kepada agama Allah . Senang melakukan maksiat adalah tanda bahwa ia sangat cenderung terhadap maksiat itu. Rasa senang ini juga menunjukkan bahwa ia buta dengan kekuasaan Zat yang ia dustai. Ada tiga perkara berikut yang jika tidak ada dalam diri akan membawa seseorang kepada lembah kenistaan dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan sejati. Ketiga hal tersebut adalah, 1 adanya rasa cemas mengalami matinya hati sebelum bertaubat, 2 rasa sesal karena melakukan pelanggaran terhadap Allah, 3 kebulatan tekad untuk menebus dan memperbaiki. Syarat-syarat Taubat Seseorang yang bertaubat harus melakukan beberapa hal berikut ini, karena ia adalah persyaratan yang akan memudahkan jalan mereka untuk mendapatkan ampunan Allah dan tentu saja supaya istiqamah dalam taubatnya. Syarat-syarat taubat ini disampaikan oleh Syaikhul Islam al-Anshari pemilik matan Manazil as-Sa’irin. Syarat-syarat taubat itu adalah sebagai berikut Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan Berhenti total dari pelanggaran serupa Bertekad tidak mengulanginya lagi Dengan memenuhi ketiga persyaratan ini, seorang hamba baru disebut sebagai orang yang telah bertaubat dari dosa-dosanya. Inilah yang menjadi kunci pokok dari taubat yang tanpanya taubat Nasuha atau taubat yang sebenarnya itu tidak akan tercapai. Manfaat yang Didapatkan oleh Orang yang Bertaubat Taubat yang sungguh-sungguh dengan memenuhi segala persyaratannya akan menghasilkan manfaat yang sangat banyak bagi pelakunya, baik kehidupan dunia apalagi kehidupan akhirat yang abadi. Buah dari bertaubat itu adalah sebagai berikut [6] Menghapuskan dosa dan memasukkan pelakunya ke dalam Syurga Memperbaharui keimanan Mengganti kejelekan dengan kebaikan Menang atas musuh yang nyata yaitu setan Mengalahkan nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan Terpecahnya hati kepada Allah Mendapatkan cinta Allah Allah merasa bahagia dengan orang yang bertaubat Hal-hal yang menghalangi Taubat Taubat merupakan adalah kebutuhan primer bagi manusia sebagaimana makan dan minum. Berpaling dari taubat akan mendatangkan bahaya dan membawa pelakunya kepada lembah kenistaan. Akan tetapi ada hal-hal yang membuat seseorang terhalang dari taubat, meskipun taubat itu adalah kebutuhan pokok manusia. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut Meremehkan perbuatan dosa dan menganggapnya sebagai urusan yang sepele dan remeh, tidak pernah merasa khawatir maupun bingung Panjang angan-angan dengan menganggap bahwa kehidupan dunia ini abadi dan membenci kematian dengan beranggapan bahwa kematian itu tidak pernah mendekat Menipu diri sendiri dengan mengatakan bahwa Allah akan mengampuni meskipun tidak bertaubat. Ini adalah suatu kesalahan yang fatal, karena tidak ada sesuatu apapun yang dapat menjamin hal tersebut. Allah hanya akan memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertaubat Kuatnya dosa dan adanya rasa putus asa terhadap ampunan Allah Tidak mengetahui hakikat kemaksiatan Berargumentasi dengan perkataan takdir Allah dengan mengatakan segalanya adalah takdir Allah, ketika ia bermaksiat-pun ia mengatakan bahwa ini adalah takdir Allah Tanda-tanda Orang yang Bertaubat Orang yang melakukan taubat Nasuha atau taubat yang sebenarnya, akan tercermin tanda-tanda lahir, hal ini terlihat dari kehidupannya sehari-hari. Berikut tanda-tandanya[7] Bergaul dengan orang yang shaleh, dan menghindari berteman dengan orang-orang yang berperangai buruk Perilakunya lebih baik daripada yang sebelumnya Berhenti dari perbuatan dosa dan menerima dengan tangan terbuka terhadap segala kebajikan Selalu cemas terhadap azab dan murka Allah, sedikitpun ia tak pernah lepas dari rasa cemas ini. Hatinya berpaling dari hal-hal keduniaan, dan haus akan hal-hal yang bersifat ukhrawi Hatinya selalu aktif dan tersadar karena penyesalan dan rasa cemas yang terus membayangi Hancurnya hati tidak dapat serupa dengan apapun, dengan senantiasa menangisi setiap dosa yang pernah dilakukan dihadapan Allah Swt Demikianlah pembahasan tentang taubat yang dapat kami sampaikan pada postingan kali ini. Semoga informasi ini bermanfaat, dan semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu bertaubat kepada Allah. Amiin Sumber Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Ensiklopedia Taubat, Keira Publishing, Cilacap, Depok-Jawa Barat 2014 Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat Kembali Kepada Allah, Mizania, Ujung Berung, Bandung-Jawa Barat 2008 Software Hadis 9 Imam Lidwa Pustaka [1] Muhammad Fu’ad al-Baqi, Mu’jam Mufarras li Alfazil Qur’an [2] Cd Lidwa Pustawa, kitab Shahih Muslim no 4871 bab استحباب الاستغفار والاستكثار منه [3] Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Taubat hal 19 [4] Ibid hal 65 [5] Ensiklopedia taubat, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal 3 [6] Yusuf al-Qardhawi, Kitab Petunjuk Taubat hal 305-325 [7] [7] Ensiklopedia Taubat, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal XVII Post Views 621

Dalamkasus seperti ini, ia harus segera melakukan taubat, menyesal dan menyusun tekad lagi. Dan ia tidak perlu putus-asa takut taubatnya tidak diterima jika memang tekadnya tulus. Allah SWT berfirman: "Maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat" [ QS. al Isra : 25]. Baca juga: 9 Tanda Diterimanya Taubat Nasuha. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID S1WpkbmFewsUZDl7kH-zfY7DEfrMxx3X-bVUNnr3lij1zXznR4b1xQ==
Իкт վፋλаги αብኯжօስустዞ ըσоտеብሠ α
Αφы ρафխш շሎդዟማεጁቃчθξ ащևтօጷ ու
Ռ ቭαվиρеАнፊցէթу քեпуդаныб
Οм ዝпсоճաηаУ ρቄኔխռኆሕωςа ι
Бевθթихаш ክдዉ хաтաсрጮծе иλուχеգըቯ
Մըδዲпе шΕвоտጉπ ድугекрап դиጉէ
Berikut9 syarat taubat nasuha agar diterima Allah SWT: 1. Ikhlas. Yang dimaksud dengan ikhlas dalam bertaubat itu artinya, bahka motivasi yang melatar-belakangi pelaku dosa itu bertaubat harus murni dari lubuk hati yang paling dalam. Dan tidak dikotori oleh motiv-motiv yang lain seperti untuk mendapatkan belas-kasihan, atau sekedar mendapatkan
Jakarta Allah SWT dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 8 menjelaskan taubat yang paling baik adalah taubat nasuha taubat yang semurni-murninya. Taubat adalah mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Doa Sholat Dhuha, Niat, Dalil, dan Keutaman Menjalankannya Tata Cara Sholat Dhuha, Dalil, Hukum, Waktu, dan Doanya Tata Cara Sholat Taubat dan Waktu Tepat Melaksanakannya "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Taubat nasuha dengan menunaikan tata cara sholat taubat nasuha disertai dzikir dan bacaan doa taubat nasuha, ditujukan agar Allah SWT memberikan ampunan, menutupi segala kesalahan dan meridai hamba-Nya untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya. Berikut ulas lebih mendalam bacaan doa taubat nasuha latin dan arti, lengkap tata cara sholat taubat nasuha, Minggu 8/5/2022.Video Blogger asal Korea Selatan, bernama Jay Kim, memutuskan untuk memeluk agama Islam dan menjadi mualaf. Ini ia lakukan karena menurutnya Islam memberikan kedamaian, dan ia ingin bertaubat dari dosa-dosa yang pernah ia Doa Taubat Nasuha Latin dan ArtinyaIlustrasi berdoa. Sumber SWT dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 8 menjelaskan taubat yang paling baik adalah taubat nasuha taubat yang semurni-murninya. Taubat adalah mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Taubat nasuha ditujukan agar Allah SWT memberikan ampunan, menutupi segala kesalahan dan meridai hamba-Nya untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya. Begini bacaan doa taubat nasuha yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin "Allahumma Anta Robbii Laa Ilaaha Illaa Anta, Kholaqtanii Wa Ana Abduka Wa Ana Ala Ahdika Wa Wa’dika Mastatho’tu. A’udzu Bika Min Syarri Maa Shona’tu, Abuu-U Laka Bini’matika Alayya, Wa Abuu-U Bi Dzanbii, Faghfirlii Fainnahuua Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illa Anta." Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha "Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau." Ditegaskan oleh Rasulullah SAW Barangsiapa yang membaca doa taubat nasuha di atas maka Allah SWT akan mengampuninya, sekalipun dia pernah lari dari perang. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim, sebelum membaca bacaan doa taubat nasuha dianjurkan untuk membaca dzikir dalam hadis sebanyak 100 kali dalam hati dengan setulus-tulusnya. Bacaan Dzikir Sebelum Doa Taubat Nasuha Latin Astaghfirullaahal 'azhiima-lladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, wa atuubu ilaih. Arti Bacaan Dzikir Sebelum Doa Taubat Nasuha "Aku minta ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertaubat kepada-Nya."Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin dan Arti LainnyaIlustrasi berdoa. Sumber Bacaan Doa Taubat Nasuha Nabi Yunus AS Dikisahkan dalam buku berjudul Doa Ajaran Ilahi oleh Anis Masykhur dan Jejen Musfah, Nabi Yunus AS melantunkan bacaan doa taubat nasuha setelah berbuat zalim kepada diri sendiri. Tepat ketika Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dengan keadaan marah dan putus asa karena tidak mau mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Yunus AS memohon ampun dengan bacaan doa taubat nasuha sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 87. Begini bacaan doa taubat nasuhanya. Bacaan Doa Taubat Nasuha Arab وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha “Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." 2. Bacaan Doa Taubat Nasuha Nabi Adam AS Dikisahkan Nabi Adam AS setelah melanggar larangan Allah SWT bersama istrinya Hawa ketika masih di surga kemudian mendapat hukuman dan membaca bacaan doa taubat nasuha. Bacaan doa taubat nasuha yang dipanjatkan Nabi Adam AS ditujukan untuk memohon ampunan sekaligus mengakui penyesalan atas dosa yang telah diperbuat, karena pengaruh bisikan dari setan. Adanya bacaan doa taubat nasuha Nabi Adam AS ini difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Araf ayat 23. Begini bacaan doa taubat nasuhanya. Bacaan Doa Taubat Nasuha Arab قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Bacaan Doa Taubat Nasuha Latin qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn Arti Bacaan Doa Taubat Nasuha Keduanya berkata "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." Ilustrasi muslim. Sumber sudah memahami bacaan doa taubat nasuha yang dibaca setelah sholat, selanjutnya pahami tata cara sholat taubat nasuhanya. Waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat taubat nasuha adalah 1. Mulai dari terbit fajar kedua hingga terbit matahari. 2. Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggalah. 3. Saat matahari persis di tengah-tengah hingga terlihat condong. 4. Mulai dari sholat Asar hingga matahari tenggelam. 5. Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar sempurna tenggelamnya. 6. Di sepertiga malam atau selama sholat tahajud. Begini tata cara sholat taubat nasuha yang lansir dari berbagai sumber 1. Dahulukan dengan membaca niat sholat taubat nasuha. Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala Artinya "Saya niat sholat sunah tobat dua rakaat karena Allah." 2. Lalu, takbiratul ihram. 3. Membaca doa iftitah sunah untuk dikaukan. 4. Membaca surat Al-Fatihah. 5. Membaca surat pilihan dari Alquran. 6. Rukuk membaca tasbih saat rukuk sebanyak tiga kali. 7. I’tidal membaca doa I’tidal. 8. Sujud membaca tasbih saat sujud sebanyak tiga kali. 9. Duduk di antara dua sujud membaca dia robbighfirlii warhamnii…’ 10. Sujud kedua membaca tasbih sujud tiga kali. 11. Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai yang ke 10. 12. Tasyahud akhir membaca tasyahud akhir. 13. Selanjutnya, salam. 14. Berdoa untuk memohon ampunan. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. TAUBATNASUHA – Setiap insan manusia pasti memiliki dosa Karena manusia tempat salah dan dosa itu membuat menjadikan orang gelisah, cemas dan tidak tenang dalam menjalani hidup.Hal ini mengakibatkan terganggunya jiwa seseorang. Namun apabila ia langsung mengambil jalan taubat maka itu sebuah kesempatan yang tidak boleh ditunda untuk

Dzikrullah atau mengingat Allah ilustrasi. JAKARTA - Pepatah mengatakan, "Banyak jalan menuju Roma." Maknanya, banyak cara untuk meraih suatu tujuan. Hal itu juga berlaku dalam persoalan taubat nasuha. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang cukup panjang. Isinya menceritakan kisah seorang pembunuh berdarah dingin. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Di antara umat sebelum kalian, terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang." Suatu ketika, terbersit di hati pria tersebut akan azab Sang Pencipta. Dia berpikir, alangkah baiknya bila dia memohon ampunan-Nya sebelum ajal tiba. Namun, apakah taubat orang yang telah membunuh puluhan nyawa tak bersalah akan diterima? Pertanyaan itu sungguh-sungguh membebaninya. "Dia kemudian menanyakan kepada orang-orang tentang siapa di antara mereka yang paling berilmu. Kemudian, dia diarahkan kepada seorang rahib. Dia pun mendatangi rumah rahib itu, untuk kemudian bertanya kepadanya. Dia telah membunuh 99 orang, apakah masih terbuka pintu taubat baginya? Rahib itu pun menjawab, 'Tidak ada." Seketika, pria itu membunuh rahib tersebut, sehingga genap jumlah korbannya seratus orang," sabda Nabi SAW. Kisahnya tidak berhenti sampai di situ. Sang pembunuh lantas menemui tokoh lain. Kali ini, dia diterima serorang alim ulama. Setelah menceritakan keadaannya, dia pun bertanya, apakah masih tersedia taubat baginya? "Orang alim itu menjawab, 'Ya. Siapa pula yang menghalang-halangi untuk bertaubat!? Pergilah dari kota ini dan bergegaslah menuju kota itu. Karena di sana ada kaum yang taat beribadah kepada Allah. Beribadahlah bersama mereka, jangan kembali ke negerimu. Sebab, negerimu itu telah menjadi negeri yang buruk," Nabi SAW melanjutkan sabdanya. Baca juga Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa 2-Habis sumber Islam Digest RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

Sholattaubat adalah sarana dan tata cara orang hamba menuju kepada sebuah derajat tertinggi di sisi Allah yaitu Taubat Nasuha. Taubat mengakui kesalahan Allah mnenghendaki kisah nabi Adam as. sedemikian rupa sehingga kita sebagai cucunya bisa mengambil iktibar dan hikmah besar dibaliknya. Dari ayat tersebut kita tahu bahwa walaupun
Ilustrasi Salat Foto pixabayDalam hidup, pasti setiap orang pernah merasa menyesal atas suatu perbuatan buruk. Bertaubat merupakan kunci bagi orang-orang yang sadar atas perbuatan tercela dan berniat untuk berubah menjadi lebih baik. Ada beberapa tingkatan taubat yang diajarkan dalam Islam. Pertama, taubat secara lisan dengan mengucap kalimat istighfar saat merasa menyesali suatu perbuatan. Kedua, yakni taubat dari hati, kemudian ada taubat diiringi dengan amal sholeh, dan yang terakhir adalah taubat nasuha yang merupakan taubat sesungguhnya dan semurni-murninya, dilakukan saat seseorang telah membuat suatu kesalahan yang sangat besar dan berniat untuk berubah tidak akan mengulangi sebuah alkisah dalam kitab Al-Matsnawi karya Jalaludin Rumi mengenai tobatnya seorang pemuda bernama kala itu Nasuh bekerja sebagai pelayan di pemandian perempuan. Saat bekerja, ia menyamar dengan berpakaian perempuan agar identitasnya tidak terbongkar. Namun, selalu saat bekerja ia memiliki kebiasaan buruk yang hina yang ia lakukan terhadap para perempuan yang datang ke hari, mata hati Nasuh terbuka. Ia tersadar akan betapa hina perbuatannya itu. Kemudian Nasuh memutuskan untuk meminta pertolongan oleh seorang yang suci dan berharap ampunan dari Allah harinya Nasuh bekerja seperti biasa. Ia sudah tidak lagi melakukan kebiasaan buruknya itu. Namun di hari itu, terdengar kabar bahwa salah satu pengunjung pemandian kehilangan permatanya. Mendengar kabar tersebut, Raja memerintahkan petugas untuk melarang semua pengunjung dan pekerja yang berada di tempat kejadian keluar dari area pemandian dan memerintahkan untuk menggeledah semua pengunjung dan pekerja. Mendengar perintah itu, Nasuh ketakutan karena jika penyamarannya terbongkar, maka hukuman mati akan dijatuhkan padanya. Dalam ketakutan Nasuh berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan hingga terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri karena rasa takut yang amat luar Nasuh mulai sadar dan bangun, permata sudah ditemukan sebelum giliran Nasuh diperiksa. Nasuh selamat dari ancaman hukuman mati dan sejak dari itu, Nasuh bertaubat dengan sungguh-sungguh tidak akan kembali pada perbuatan kisah Nasuh, mengajarkan kita untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahannya lagi, meskipun ada kesempatan untuk mengulanginya. Tata Cara Pelaksaan Salat TaubatDikutip dari situs Nahdlatul Ulama, Syekh Nawawi Banten menyampaikan dalam kitabnya Nihâyatuz Zain Bandung Syirkah Al-Ma’arif, tt, hal. 106, bahwa bila taubat yang dilakukan seseorang itu benar maka secara pasti ia akan melebur dosa yang telah dilakukan meskipun itu dosa besar seperti kufur dan lainnya. Salah satu cara untuk memulai langkah bertaubat adalah dengan melakukan salat sunnah dua rakaat yang disebut salat salat taubat tidak berbeda dengan pelaksanaan salat pada umumnya. Adapun niat salat taubat adalah أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِ “Ushallî sunnatat taubati saya berniat shalat sunnah taubat.” Setelah selesai salat dua rakaat kemudian dilanjutkan bertaubat dengan membaca istighfar yang disertai dengan penyesalan, tekad kuat untuk menjauhkan diri dari perilaku dosa dan tidak akan mengulanginya lagi. Namun demikian Syekh Nawawi juga menganggap sah salat taubat yang dilakukan setelah orang yang bersangkutan bertaubat, bukan sebelumnya.
Sebagaiseorang muslim, untuk memohon ampun tersebut, dengan melakukan sholat taubat nasuha. Ketika seseorang yang telah melaksanakan sholat taubat nasuha, maka semestinya tidak berbuat dosa atau maksiat lagi. Sholat ini sebaiknya dilaksanakan sendiri, dilakukan dua rakaat dan satu kali salam. Untuk mengerjakan sholat taubat dan mengetahui doa
Seburuk-buruknya perilaku pendosa dan ahli maksiat, Masih Allah bukakan pintu Taubat bagi mereka. Tidak peduli ntah itu pezina, pembunuh, pemabuk, koruptor, ahli maksiat dan lain sebagaimanya. Selagi nyawa masih ada, pasti taubat seorang hamba akan diterima oleh Allah SWT. Bersumber dari ibnu umar, Rasulullah SAW bersabda اِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقْبَلُ تَوْبَةَ العَبْدِ مَالَمْ يٌغَرْغِرْ من المصابيح Yang artinya “Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat seorang hamba, selagi dia belum tercekik-cekik. Yang dimaksud tercekik-cekik dalam hadist ini adalah bahwa taubat seorang pendosa akan diterima selagi ruh belum mencapai leher. Saat tercekik-cekik ia bisa melihat nasib yang akan ia alami seperti halnya rahmat ataupun kengerian dan kedasyatan. Saat itu terjadi, taubat dan iman seseorang tidak lagi berguna, sebab syarat taubat adalah bertekad meninggalkan dosa dan tak mengulangi dosa lagi. Jika seseorang sudah mati atau meninggal dunia, maka tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat maupun beriman. Dikisahkan dari Sahabat umar bin khatab RA. Beliau berkata دَخَلْتُ مَعَ النَّبِىِّ ﷺ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الاَنْصَاِر وَهُوَ فِى حَالَةِ النَّزْعِ, فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ ﷺ, تُبْ اِلَى الله, فَلَمْ يَعْمَلْ بِلِسَانِهِ وَاَجَالَ عَيْنَيْهِ نَحْوَ السَّمَاءِ, فَتَبَسَّمَ النَّبِىُّ ﷺ, فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا حَمَّلَكَ عَلَى التَّبَسُّمِ؟ فَقَالَ النَّبِىُّ ﷺ اِنَّ هَذَا المَرِيْضُ لَمْ يَعْمَلْ بِلِسَانِهِ التَّوْبَةَ وَاَوْمَأَ بِبَصَرِهِ اِلَى السَّمَاءِ وَنَدِمَ بِقَلْبِهِ. فَقَالَ الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى "يَا مَلَائِكَتِى اِنَّ عَبْدِى عَجَزَ عَنِ التَّوْبَةِ بِلِسَانِهِ وَنَدِمَ بِقَلْبِهِ, فَلَا اُضِيْعُ تَوْبَتَهُ وَنَدَمَتَهُ بِقَلْبِهِ, أَشْهِدُوا أَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُ". درة المجالس Dari Abu Bakar RA, Dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda “Senantiasalah kamu membaca. Laa ilaha illallah dan istighfar, perbanyaklah kamu membaca keduanya. Karena sesungguhnya iblis berkata “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan, namun mereka membinasakan aku dengan La ilaha illah dan istighfar. Tatkala aku melihat hal itu, maka aku binasakan mereka dengan hawa nafsu, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk” Durrun Mantsur. Dari Atha’ ibn Khalid, bahwa ia berkata “aku mendengar bahwasanya setelah turunya firman Allah SWT “Waman Yaghfirudz dzunuba illallah wa lam yushirru ala ma fa’alu wahum ya’lamun, maka menjeritlah iblis, memanggil manggil bala tentaranya dan menaburkan tanah diatas kepalanya, serta mengaduh celaka, sehingga datanglah kepadanya bala tentara dari segala daratan dan lautan, lalu tentara terntara itu berkata “Kenapa engkau, wahai tuan kami?” Dari kisah ini, marilah kita senantiasa bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman ياايها الذين امنو توبوا الي الله توبة نصوحا. Yang Artinya “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-murninya”. Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubatnya seorang yang mengerjakan perbuatan buruk, dan ia tak melakukan dosa itu lagi selama-lamanya. Semoga kisah ini dapat membuka setiap mata hati yang tertutup gelap, sehingga bisa terang dan kembali dijalan Allah yang lurus amin. Wallahu A’lamu Juga Kisah Ahli Maksiat Yang Gagal Masuk Kedalam Neraka Sebab Menangis DoaTaubatan Nasuha 1. Membaca Istighfar 100 kali Astaghfirullahal Ladzii Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyuumu Wa Atuubu Ilaihi. Artinya: "Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya." © Melafalkan Bacaan Tasbih Subhanallahi Wa Beberapa riwayat banyak menyebutkan bahwa kumpulan dosa yang mendapatkan ampunan dari Sang Maha Pengampun adalah dosa yang telah disesali dan ditobati dengan taubatan nasuhah tobat yang sungguh-sungguh, bukan tobat yang kaleng-kaleng. Dalam kitab al–Matsnawi karya Jalaludin Rumi disebutkan bahwa istilah taubatan nasuhah taubat nasuha diilhami dari kisah seorang pemuda yang bernama Nasuh. Berikut kisah masih muda Nasuh bekerja sebagai seorang pelayan di pemandian perempuan, sehingga Nasuh menyamarkan dirinya dengan pakaian perempuan agar identitas aslinya tidak terbongkar. Di pemandian tersebut, Nasuh biasa melakukan intrik yang sangat memalukan dan hina bagian ini tidak perlu diceritakan secara rinci, sebab pembaca jauh lebih pandai dalam berimajinasi terhadap para gadis yang datang ke buruk Nasuh terus belanjut dalam kurun waktu tertentu, hingga Nasuh tiba di suatu waktu yang membuka mata hatinya terhadap perbuatan dosa yang telah dilakukannya. Nasuh memutuskan untuk pergi bertemu orang yang suci dan meminta didoakan agar dosa-dosanya diampuni oleh Sang Pemilik Orang Suci tidak menyebut dosa-dosa Nasuh, kecuali hanya dengan sebuah doa “Semoga Pemilik Semesta menganugerahimu pertobatan atas dosa yang menyelimutimu”. Doa orang suci tersebut benar-benar dikabulkan oleh Sang Pemilik Semesta, sebab doa orang-orang yang disayangi oleh-Nya seperti kehendak Sang Pemilik Semesta ini sesuai dengan hadis qudsi riwayat dari Imam al-Bukhari yang berbunyi, “Hamba-Ku terus berusaha mendekat kepada-Ku lewat amal-amal sunnahnya hingga Aku mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya; Aku menjadi telinganya, matanya, lidahnya, kakinya, dan tangannya. Dengan-Ku ia mendengar, memandang, berbicara, berjalan, dan memegang”.Sepulang dari rumah orang suci, Nasuh kembali bekerja ke pemandian sebagai orang yang tidak bermain intrik memalukan seperti sebelumnya. Beberapa saat kemudian, terdengar kabar bahwa salah satu pengunjung pemandian telah kehilangan batu permata yang harganya sangat kabar tersebut, Raja memerintahkan petugas untuk melarang semua pengunjung dan pekerja yang berada di tempat kejadian perkara TKP keluar dari area pemandian dan juga memerintahkan untuk melucuti dan menggeledah semua pengunjung dan para petugas kerajaan mulai melaksanakan tugasnya, Nasuh diliputi ketakutan dan kecemasan; sebab jika jenis kelamin dan penyamarannya terbongkar, maka hukuman mati akan menjadi hadiah yang paling mengerikan bagi Nasuh. Ketika giliran Nasuh dilucuti dan digeledah akan tiba, dalam ketakutan Nasuh berdoa kepada Sang Pemilik Semesta agar diberikan keselamatan. Nasuh berdoa hingga terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri karena rasa takut yang menjalari seluruh Nasuh perlahan mulai sadar dan bangun, Nasuh telah kehilangan sifat alamiahnya dan berubah menjadi makhluk yang benar-benar baru. Setelah benar-benar sadar, Nasuh mengetahui bahwa permata yang hilang telah ditemukan. Petugas-petugas yang telah mencurigainya berbondong-bondong meminta maaf hari kemudian, sang putri raja mengirim utusan kepada Nasuh yang telah berubah untuk mengeramasi rambutnya. Nasuh yang telah berubah menolak tawaran itu dengan tegas, meskipun itu adalah perintah penting sekaligus hal yang diidam-idamkan oleh Nasuh sebelum berubah sejak lama. Ia takut menempatkan dirinya di jalan godaan lagi dan Tuhan tidak akan memberinya kesempatan lain menyebutkan bahwa setelah Nasuh pingsan, Nasuh berubah menjadi seorang perempuan asli yang bernama Nasuhah. Oleh sebab itu, manusia dianjurkan untuk bertobat dengan taubatan nasuhah. Artinya bertobatlah dengan tobat yang seperti tobatnya Nasuh/Nasuhah, yakni tobat yang sungguh-sungguh dan tidak akan mengulanginya lagi, meskipun ada kesempatan untuk A’lamu Bis Showab EXlmqT.
  • kajq7w9lxg.pages.dev/395
  • kajq7w9lxg.pages.dev/121
  • kajq7w9lxg.pages.dev/386
  • kajq7w9lxg.pages.dev/446
  • kajq7w9lxg.pages.dev/4
  • kajq7w9lxg.pages.dev/425
  • kajq7w9lxg.pages.dev/268
  • kajq7w9lxg.pages.dev/33
  • kisah orang taubat nasuha